Selasa, 04 April 2017

Kisah inginnya menjadi Pilot Bachaddiah

Kisah Menjadi Pilot


Pilot itu merupakan salah satu cita-cita terfavorit sewaktu saya masih di bangku taman  kanak-kanak, pasti jaman dulu kalau kita ditanya

"mau jadi apa, kalau sudah besar nanti?"

"jadi Dokter"

"jadi Pilot"

"jadi Guru"

dll

Jadi Pilot merupakan mimpi bagi anak-anak, karena bagi anak-anak pesawat adalah barang luar biasa, karena bisa terbang di udara, yang notabene terbang dalam pikiran kita pada saat itu hanyalah dimiliki oleh peri-peri atau superhero.

Sewaktu kita beranjak dewasa, cita-cita kita pun berubah-ubah tergantung minat dan hobby kita yang sering berubah-ubah. Sedang musim band, saya bercita-cita untuk menjadi penyanyi. Sedang hobby badminton, saya bercita-cita jadi Atlit Badminton. Begitu pula dengan anak-anak lainnya. Sampai pada akhirnya saya bisa memutuskan apa cita-cita saya pada saat ini, yaitu masuk surga. heheh... Pada saat ini saya adalah seorang Taruni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Prodi Diploma IV Pemanduan Lalu Lintas Udara Angkatan ke-12 atau lebih dikenal dengan nama ALLU 12, saya sudah memasuki semester 8 dan Insya Allah pada tanggal 20 September 2012, saya akan diwisuda. Amin. Saya mendapat penempatan di ATKP (Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan) Medan.

Dahulu tidak pernah terbesit di benak saya untuk menjadi seorang ATC (Air Traffic Controller) apalagi seorang Instruktur/Dosen ATC, menurut saya cita-cita itu bisa berubah tapi dalam hal peningkatan (terus meningkat). Begitu pula dengan Desi Apriliana dan Farica Rahadi, yang juga merupakan Taruni Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, prodi DII Penerbang Angkatan 63 C, cita-citanya saat ini adalah menjadi Pilot yang sukses. Meskipun Desi dan Rica seorang wanita, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk meraih cita-citanya menjadi Pilot, profesi yang banyak digandrungi oleh laki-laki.

Karena hal tersebut pun, Desi dan Rica dituntut untuk tidak manja dan lemah (mental), karena di sekolah penerbang mana pun, siswa harus terlatih secara keterampilan dan mentalnya, karena Pilot merupakan salah satu profesi yang memerlukan mental yang sangat baik, karena sebagai seoarang Pilot, banyak hal yang akan dihadapi di atas sana (udara), seperti cuaca buruk (awan hitam atau cumulunimbus, masalah pada pesawat, masalah pada penumpang, dll), dan tentunya penanganan masalah tersebut pilot harus memiliki mental tinggi, harus tetap tenang, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan.

Mengharapkan Doa Orang Tua
Dengan segala resiko yang harus diambil oleh Siswa Penerbang, tentunya Desi dan Rica tidak pernah luput untuk berdoa kepada Sang Pencipta, karena di tangan-Nya lah seluruh nasib dan takdir setiap manusia telah dituliskan.

Ada pengalaman menarik dari Desi, selama ia mengikuti pendidikan dan praktek terbang. Pada saat itu Desi bersama salah satu rekan Taruna terbang kembali dari Semarang ke Curug, pada saat di tengah perjalanan, di depan pesawat mereka ada awan hitam, mereka tidak bisa masuk ke awan hitam tersebut, karena mereka melakukan terbang visual, kalau mereka sampai masuk, mereka tidak bisa melihat sekeliling mereka, tidak bisa melihat terrain, dan ditakutkan malah menabrak obstacle, selain itu jika pesawat memasuki awan, akan membuat pesawat susah untuk dikontrol, ditakutkan awan malah akan mendorong pesawat untuk ke bawah atau ke atas (downdraft atau updraft).

Mereka pun melakukan koordinasi dengan ATC dan meminta untuk menurunkan ketinggian atau memvektor pesawat mereka agar bisa menghindari awan tersebut. Mereka diperbolehkan turun, tetapi tidak bisa menghindari untuk masuk ke dalam awan, pada saat itu Desi dan kawannya merasakan guncangan saat memasuki awan tersebut, di kaca pesawat Desi tidak bisa melihat apa-apa, 

"Jujur Mb, saya takut banget pada saat itu, saya istigfar, saya berdoa, dan doa dari Orang Tua yang saya bisa harapkan pada saat itu", ujar Desi

Akhirnya mereka pun tetap melakukan koordinasi dengan ATC untuk bisa menurunkan ketinggiannya lagi, dan akhirnya mereka keluar dari awan tersebut. Mereka pun senang dan sangat bersyukur. Kejadian tersebut memberikan pelajaran bagi Desi dan kita semua, untuk tetap meminta perlindungan kepada Allah SWT dan mengharapkan ridho orang tua di setiap aktifitas kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar